Wednesday, February 04, 2009

1999~2002 (2) Japan 福岡-日本

4 April 1999, jam 23:30, Aku naik pesawat dari Jakarta menuju Tokyo. Saat itu pesawat yang aku naiki adalah JAL (Japan Air Line). Perjalanan dari Jakarta (Bandar udara Soekarno Hatta) ke Tokyo (Bandar Udara Narita), ditempuh langsung tanpa transit dengan waktu 7,5 jam. Ehm...walaupun naik pesawat, tapi karena 7,5 jam lumayan juga badan pada pegel...hehehe...

Singkat cerita, aku tiba di Bandar Udara Narita pada pukul 6:30 (WIB) hari ini (sudah tanggal 5 April 1999), karena ada perbedaan waktu (JISA=時差) antara Jakarta dan Tokyo sebesar 2 jam, maka aku segera menyeting jam tanganku menjadi pukul 8:30. Wah sudah sampai pikirku... Setelah ambil Bagasi, maka aku segera bergegas mencari jalur kereta bawah tanah, yang kelak kemudian hari aku kenal sebagai CHIKA TETSU = 地下鉄. Dengan Chika tetsu Narita ini aku bergerak menuju stasiun kereta Tokyo, untuk melanjutkan perjalananku ke Yamagata Prefecture, karena sesuai peraturan yang aku terima, sebelum aku benar-benar dapat mempelajari teknik listrik nantinya, terlebih dahulu aku harus dapat mengenal budaya dan bahasa Jepang lebih dalam lagi di pusat pelatihan dan pendidikan di Kota Shinjo, Yamagata Prefektur.

Bulan April, menurut informasi yang aku terima dari orang Jepang, dan buku-buku tentang Jepang yang pernah kubaca adalah musim semi, dimana suhu udara berkisar antara 15 sampai 20 derajat. Namun kenyataannya di peron kereta terpampang bahwa suhu udara saat itu adalah 10 derajat. Emmhh cukup dingin...kukancingkan jas yang aku pakai, lalu kubuka tas, kukeluarkan selembar jacket yang memang sengaja kubawa sebagai persiapan untuk mengahadapi cuaca Jepang bulan April.

Pukul 9:00 di peron stasiun TOKYO, tibalah kereta super cepat (baca Shinkansen = 新幹線) tujuan Yamagata, para penumpang termasuk aku berbaris satu-satu dengan teratur memasuki kereta. Setelah penjaga peron meniup peluit panjang, Shinkansen mulai bergerak perlahan-lahan meninggalkan Tokyo menuju Yamagata.

Perjalanan daro Tokyo ke Yamagata memakan waktu 4 jam, dengan kata lain aku tiba di Yamagata stasiun (Eki = 駅) pada pukul 13:00. Oh iya, ada yang terlupa!!!, selama berada didalam Shinkansen, aku berkali-kali melihat keluar melalui jendela, masya Allah, saat itulah aku baru benar-benar percaya bahwa kereta super cepat yang terkenal itu memang ada, buktinya dari dalam kereta aku melihat seakan-akan pohon-pohon berlari meninggalkan aku yang duduk di dalam kereta. Selidik punya selidik, ternyata Shinkansen jenis Hikari yang aku naiki dapat berlari dengan kecepatan maksimum 200 kilometer per jam, dan saat itu kereta-ku berlari dengan kecepatan 120 kilometer per jam saja....
(Sebagai informasi tambahan, secara teritori, Yamagata, termasuk ke dalam wilayah TOHOKU=東北, yaitu wilayah northeastern area dari pulau Honshu. (Jepang memiliki 4 pulau dan satu kepulauan, yaitu Pulau Hokkaido, Pulau Honshu, Pulau Shikoku, dan Pulau Kyushu serta kepulauan Okinawa), dimana untuk kondisi cuaca secara berurutan dari Pulau Hokkaido adalah dingin, sedang, sedang, panas, panas).


(Untuk Yamagata sendiri sebenarnya kondisi cuaca hampir sama dengan Hokkaido, yaitu apabila musim dingin, penduduk sudah harus siap-siap sekop dan traktor untuk membersihkan salju tebal di jalan dan diatas atap rumah mereka...hehehehe...).


Kembali lagi ke cerita-ku, Dari pusat kota Yamagata, Yamagata Prefektur, aku kembali melanjutkan perjalananku (ganti kereta) dengan kereta biasa (baca Futsu Densha = 普通電車) menuju Shinjo Training Center di kota Shinjo. Dimana perjalanan saat itu aku tempuh selama lebih kurang satu jam.
Jadi dapat dibayangkan perjalananku dari Jakarta tanpa istirahat untuk sampai di kota Shinjo adalah 7,5 jam ditambah 4 jam, ditambah 1 jam, sehingga total perjalanan yang harus aku tempuh saat itu adalah 12,5 jam...Luarrrr Biasaaaa....


Selama keberadaanku di Yamagata Prefektur, tempat terkenal yang aku kunjungi adalah Yamagata Onsen, dan Yamagata Yamadera. Yamagata Onsen adalah tempat pemandian air panas alam, dimana terbagi menjadi tiga kategori, yaitu pemandian untuk perempuan, pemandian untuk laki-laki, dan pemandian untuk campuran antara laki-laki dan perempuan.
Sedangkan Yamagata Yamadera adalah tempat terkenal untuk beribadah umat Budha atau Shinto, yang letaknya ada diatas puncak bukit. Dimana selain digunakan sebagai tempat ibadah, juga dewasa ini banyak dimanfaatkan juda sebagai tempat pariwisata bagi orang-orang stress yang banyak ditemui di Jepang, di negara matahari terbit ini.
Ditempat ini jualah, untuk pertama kalinya aku mulai merasakan masakan-masakan khas Jepang seperti Natto = ナット, umeboshi = 梅干, sushi = 寿司, sashimi = 刺身, ocha = お茶, o sake = お酒. Serta di tempat inilah aku mulai mengenal ryoukan = 旅館, bunka = 文化, dan pengetahuan umum lainnya...
Terimakasih Yamagata-ku, terimakasih sensei-senseiku, salam slalu untuk smuwa kebaikan yang telah aku terima......
SyaI
2009年2月5日(木曜日現在)

1 comment:

  1. Asik ya bisa jalan-jalan di tokyo. Sebagai penggemar manga pengen juga sih liat jepun kaya apa. hehehe... Salam kenal ya

    ReplyDelete